Memperkenalkan Penelitian pada Anak

Tulisan ini berisi pendapat penulis tentang pengenalan penelitian pada anak anak. Pendapat ini dilatarbelakangi oleh kesempatan yang sedikit diberikan di bangku sekolah dasar kepada anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan idenya. Banyak kita liat bahwa guru umumnya menggunakan metode belajar satu arah dengan menjelaskan berbagai hal dan teori yang harus diserap oleh siswa. Anak-anak lebih terfokus untuk menghafalakan apa yang dikatakan dan ditulis oleh gurunya dan hanya diberi sedikit kesempatan untuk berpikir kreatif tentang hal tersebut. Contoh sederhananya guru mengajarkan cara penyelesaian persamaan matematik tanpa perlu menjelaskan dengan detail apa kegunaan dan contoh nyata kegunaan persamaan tersebut nantinya. Masih segar dalam ingatan saya bagaimana guru saya menjelaskan tentang persamaan deferensial tanpa memberikan contoh aplikasi apa yang membutuhkan penyelesaian persamaan diferensial tersebut. Memang tidak harus sedetail orang kuliah, tetapi kiranya dapat dijelaskan dalam bahasa yang dimengerti oleh anak-anak. Yang terpenting bukanlah anak-anak hafal bagaimana menyelesaikan persamaan tersebut tetapi pondasi yang membentuk pola anak berpikir kreatif. Hasil dari pola pendidikan dengan penjelasan satu arah dan penjejalan berbagai materi tanpa mempersiapkan pondasi kokoh dan pemahaman tentang pokok persoalan membuat anak-anak tersebut akan tumbuh dewasa menjadi orang yang miskin kreatifitas dan inovasi. Dapat kita liat bahwa banyak pemenang olimpiade fisika, matematika dan berbagai kompetisi lainnya berasal dari negara kita, tetapi pada tingkatan hasil karya nyata teknologi dan produk produk ilmu pengetahuan kita masih sangat miskin.
Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada pihak guru dan sekolah karena mereka memang dituntut dengan kurikulum baku yang telah diwajibkan oleh dikdasmen kementrian pendidikan nasional. Tidak bisa kita pungkiri bahwa banyak sekolah menjadikan ujian nasional sebagai suatu tujuan utama tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lain yang tidak kalah penting. Aspek lain seperti peningkatan motivasi anak untuk melakukan penelitian, mengenal karya seni dan berbagai hal lain yang menarik kurang mendapat perhatian oleh pihak penyelenggara pendidikan. Sistem pendidikan di negara kita memang menuntut seperti itu sehingga pihak sekolah mau tidak mau harus ikut dalam arus pola pendidikan yang mengutamakan nilai-nilai semu dari mata pelajaran yang diberikan. Banyak nilai tersebut hasil dari perahan otak anak untuk menghafalkan tentang suatu hal yang sebenarnya tidak perlu. Saya masih ingat bahkan ibukota suatu negara dijadikan pertanyaan dalam sebuah ujian. Pengetahuan seperti itu sebenarnya tidak perlu dipaksakan kepada anak, mereka akan mengetahui dengan sendirinya kelak saat mereka rajin membaca berita atau browsing di internet tentang suatu negara. Alangkah lebih berartinya jika pelajaran geografi digunakan untuk mempelajari hal lain dari geografi yang tentunya banyak yang lebih menarik daripada menghafalkan nama ibukota negara. Penyampain mengenai manfaat ilmu geografi, pengenalan teknik-teknik pemetaan dan cara membaca peta, pengenalan aplikasi-aplikasi yang menarik seperti Geographic Information System dengan video-video yang sederhana dan banyak bahan menarik lainnya yang dapat diberikan.
Memang tidak ada habisnya kalau mau mengupas kelemahan orang lain, sekarang mari yang sudah dititipi amanah oalh Allah Ta'ala untuk mendidik anak masing-masing mulai memikirkan bagaimana melengkapi tempaan kepada anak sehingga dia akan menjadi aset yang berguna bagi minimal dirinya sendiri di masa yang akan datang. Salah satu cara untuk mengajarkan anak kreativitas dan membangun pola pikir anak-anak adalah mengenalkan penelitian pada anak-anak. Pengenalan penelitian tersebut tidak harus menjadi sesuatu hal yang menjemukan. yang terpenting adalah membangun minata anak-anak untuk mengamati, memikirkan dan menarik kesimpulan sederhana terhadap suatu peristiwa. Hal ini juga dapat dilakukan sesuai dengan tingkat umur anak dan ketertarikannya. Contoh sederhananya misalakan seorang anak-anak gemar main mobil-mobilan. Berikan dia mobi-mobilan dengan berbagai tipe roda dan ukuran. Mintalah dia untuk mengganti ukuran ban mobil tersebut dan menggerakkannnya. Coba juga dengan tipe ban yang berbeda, dari halus sampai kasar dan di berbagai tipe lintasan yang dilaluinya. Mintalaha si anak untuk mengamati dan menceritakan apa yang diamati. Tanyakan apa akibatnya jika diganti ban-ban mobil tersebut dan biarkan dia mengambil kesimpulan sendiri.
Bagi anak-anak yang sudah bisa membaca dan menulis, kegiatan bermain itu bisa dirangkum dalam bentuk tulisan sederhana. Menuliskan tentang kegiatan yang dilakukan dalam bentuk makalah dan menceritakan kembali dalam suasana liburan menjadi hal yang menarik sekaligus bermanfat bagi anak-anak. Pertama bisa didiskusikan dengan anak, dia ingin belajar tentang apa. Misalkan belajar tentang Fungsi daun pada tumbuhan. Kita dapat mengajak anak-anak ke taman atau ke alam bebas mengamati tentang daun. Biarkan anak-anak mengamati berbagai daun dan tanyakan perbedaannya. Setelah itu kita bisa mencarikan anak-anak artikel tentang tumbuhan dan fungsi daun. Bantu dia menembukan informasi-informasi penting dengan menstabilo bagian-bagian penting dalam makalah itu. Tanyaka pada anak-anak setelah membaca buku tersebut dan minta dia untuk menyebutkan contoh-contoh berdasarkan pengalaman pengamatan terhadap tumbuhan.
Keitan selanjutnya bisa diisi dengan pengamatan sederhana terhadap struktur daun dengan menggunakan alat mikroskop sederhana. Biarkan anak-anak untuk membandingkan apa yang dibaca dari buku dan pengamatan yang dia lakukan. Setelah itu mintalah anak-anak untuk menceritakan dalam kata-kata mereka. Bantu anak-anak menuliskan ide-ide mereka dalam pokok kalimat beberapa pararaf. Tuliskan hal-hal yang epnting menurut mereka pada pokok-pokok kalimat paragraf tersebut sebelum mengembangkannya menjadi beberapa paragraf utuh. Setelah dituliskan semua yang penting, minta anak-anak untuk menuliskan pengembangan dari pokok-pokok pikiran tersebut. Setelah semua dituliskan minta si anak untuk membuat paragraf pembuka yang berisi pendahuluan dna paragraf penutup yang berisi kesimpulan. Dengan demikian si anak sudah melakukan penelitian sederhana dan menuliskan laporannya dalam bentuk cerita. Hal ini akan melatih anak untuk berpikir kritis terhadap suatu hal, sekaligus mengajarkan kepada anak secara dini untuk menulis. Hal ini bisa dilengkapi dengan kegiatan anak menceritakan secara lisan dalam forum informal keluarga, yang melatih anak-anak mengkomunikasikan idenya secara verbal.
Pengenalan penelitian pada anak-anak dilakukan pada hal-hal yang dia minati. Kegiatan dibungkus dalam situasi bermain yang santai sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada anak-anak. Pembentukan pola pikir kritis sejak dini akan membuat anak-anak kaya dengan kreativitas kelak saat dia dewasa. Tradisi berpikir kreatif memang harus dimulai dari pendidikan keluarga. Jadi orang tua tidak seharusnya menyerahkan sepenuhnya pada pihak sekolah dan merasa tugasnya telah dilimpahkan kepada pihak sekolah. /ref: Dr-Ing. Dhidik Prastiyanto

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
This Theme Modified by Kapten Andre based on Structure Theme from MIT-style License by Jason J. Jaeger