Pada Ilmu Komputer,
Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan
sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu sistem
informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang dalam pengintegrasiannya SIG
merangkul dan merepresentasikan sistem informasi lainnya. SIG menggunakan
teknologi komputer untuk mengintegrasikan, memanipulasi dan menampilkan
informasi yang ada di suatu area geografi, lingkungan, dan karakteristik yang
mengikuti suatu daerah geografi. SIG dapat digunakan oleh berbagai bidang ilmu,
pekerjaan, atau peristiwa seperti arkeologi, agrikultur, keamanan dan pertahanan, kesehatan, pemerintahan, kehutanan, pendidikan,
kelautan, hasil alam, bencana, tempat wisata dan masih banyak lagi. SIG dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dan kompleks yang terjadi dalam suatu
instansi, SIG juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya,
istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok:
sistem, informasi, dan geografis.. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka
jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem
yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis". Penggunaan kata Geografis"
mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga
dimensi. Istilah "Informasi Geografis" mengandung pengertian
informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan
bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian
Sistem Informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari
berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang
terdapat di permukaan bumi. Dan, SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan
keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
Berikut subsistem
dalam SIG :
1. Data Input :
subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber, dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format
data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data Output :
subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik,
peta dan lain-lain.
3. Data Management
: subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam
sebuah basidata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
4. Data Manipulasi
dan Analisis : subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Konsep Sistem Informasi Geografis
Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio GIS dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk yang berupa informasi yang berguna dapat berupa peta konvensional maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diiinginkan user, dapat dilihat pada gambar berikut :
SIG terdiri dari
beberapa komponen :
1. Perangkat Keras
: perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse,
digitzer, printer, plotter, dan scanner.
2. Perangkat Lunak
: SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana
basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan
perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul.
3. Data dan
Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi
yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-importnya dari
perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara
mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari
tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen :
suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh
orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
Model dunia nyata
dapat memudahkan manusia di dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan cara
mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Untuk merepresentasikan objek-objek
seperti bentuk bangunan, batas-batas
wilayah, garis-garis jalan raya, sungai, posisi pilar, dan sebagainya, yang
dapat dilakukan oleh komputer adalah memanipulasi objek dasar atau entity yang
memiliki atribut geometri.
Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai
bentuk representasi entity spasial adalah konsep raster dan vektor, sehingga
untuk menyajikan entity spasial digunakan dua model data yakni :
1. Model Data
Raster : Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid.
Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya
(sel grid) di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layers
yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Model data
raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk
gambaran yang digeneralisir.
2. Model Data
Vektor : Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta
atribut-atributnya. Bentuk-bentuk
dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan
oleh sistem koodinat kartesian dua dimensi (x,y). Pada model data vektor
terdapat tiga entity yaitu : Entity Titik, Entity Garis, Entity Poligon.